Dampak Revolusi Mobilisasi Penduduk terhadap Persebaran Penyakit Menular di Indonesia

Authors

  • Oktavia Beni Kujariningrum
  • Anisa Nur Cahyanti Universitas Diponegoro
  • Rofifatun Nisa Universitas Diponegoro
  • Farid Agushybana
  • Sri Winarni
  • Cahya Tri Purnami Universitas Diponegoro

DOI:

https://doi.org/10.24903/kujkm.v7i1.1188

Keywords:

Mobility, Population, Spread, Infectious Diseases

Abstract

Background:

Increased population mobility has continued to occur over time, especially worker mobility consisting of commuter mobility and circular mobility. A person's mobility is very influential on the condition of health status, especially related to the spread of infectious diseases. Direct infectious disease is a disease with the transfer of germs through physical contact from a sick person or a carrier to a healthy person.

Objectives:

To analyze the impact of the population mobility revolution on the spread of infectious diseases in Indonesia.

Research Metodes:

The study was conducted by studying literature through collecting supporting articles and analyzing secondary data. The data used are direct infectious disease data consisting of Tuberculosis, HIV, Hepatitis and Leprosy from the Indonesian Health Profile, Main Results of Basic Health Research, and Statistics Data from the Central Statistics Agency, as well as previous research articles.

Results:

The trend of the mobility of movers experienced an increase in line with trends in communicable diseases such as Tuberculosis, HIV, and Hepatitis. High mobility affects the spread of infectious diseases Tuberculosis, Hepatitis and Leprosy seen from the factor of interaction with others, as well as the influence on HIV. The influence can be seen from Commercial Sex Workers (CSWs) who transmit to their customers and the families of CSW customers who can transmit it to their wives.

Conclusion:

The increased mobility pattern of movers is accompanied by an increased pattern of direct infectious diseases including tuberculosis, HIV, and hepatitis.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aryana, I Gede KetutPutra, I. G. N. S., & Karyana, I. P. G. (2015). Faktor Risiko Kejadian Luar Biasa Hepatitis A di Sekolah Dasar Negeri Selulung dan Blantih, Kintamani. Jurnal Ilmiah Kedokteran, 79–84.
BPS. (2013). Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja 2013 (R. Savitridina, I. Luswara, & T. Windiarto, Eds.). Jakarta: BPS RI.
BPS. (2015). Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja 2015 (R. Savitridina, I. Luswara, & T. Windiarto, Eds.). Jakarta: BPS RI.
BPS. (2017). Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja 2017 (I. Luswara, R. Savitridina, & Rismintoni, Eds.). Jakarta: BPS RI.
BPS. (2019). Statistik Mobilitas Penduduk dan Tenaga Kerja 2019 (N. Dwisyahesti, M. N. Wajdi, R. Savitridina, & W. Albertha, Eds.). Jakarta: BPS RI.
Dotulong, J. F. J., Sapulete, M. R., & Kandou, G. D. (2015). Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis Kelamin dan Kepadatan Hunian dengan Kejadian Penyakit TB Paru di Desa Wori Kecamatan Wori. Jurnal Kedokteran Komunitas Dan Tropik, 3(2), 57–65.
Harisma, F. B., Syahrul, F., Mubawadi, T., & Misara, Y. A. (2018). Analisis Kejadian Luar Biasa Hepatitis A di SMA X Kabupaten Lamongan Tahun 2018. Jurnal Berkala Epidemiologi, 6(2), 112–121. https://doi.org/10.20473/jbe.v6i2.2018
Juniardi, L. C. (2015). Analisis Faktor-Faktor Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kasus Kusta di Jawa Timur pada Tahun 2013 dengan Menggunakan Geographically Weighted Negative Binomial Regression ( GWNBR ). Institut Teknologi Sepuluh November.
Kemenkes RI. (2014a). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013.
Kemenkes RI. (2014b). Profil Kesehatan Republik Indonesia 2015. In Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. https://doi.org/10.1088/0305-4470/14/8/037
Kemenkes RI. (2018a). Hasil Utama Riset Kesehata Dasar 2018. In Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201
Kemenkes RI. (2018b). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017 (Vol. 1063). https://doi.org/10.1002/qj
Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2018. Retrieved from http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.pdf
Laila, N. H., Mahkota, R., Sariwati, E., & Setiabudi, D. A. (2018). Faktor Risiko Terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) Hepatitis A di Kabupaten Tangerang Tahun 2016. Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia, 2(1), 1–6. https://doi.org/10.7454/epidkes.v2i1.3099
Madyasari, R. N., Saraswati, L. D., Adi, M. S., & Wuryanto, M. A. (2017). Gambaran Faktor yang Melatarbelakangi Penderita Kusta dalam Melakukan Praktik Pencarian Pengobatan Kusta (Studi pada Penderita Kusta Baru Tahun 2016 di Kabupaten Blora). Journal of Chemical Information and Modeling, 5(4), 475–482. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Munir, R. (2007). Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: FEUI.
Nandasari, Fufa & Hendrati, L. Y. (2015). Identifikasi Perilaku Seksual dan Kejadian HIV (Human Immunodeficiency Virus) Pada Sopir Angkuta Umum Di Kabupate Siduarjo. Jural Berkala Epidemiologi, 3(1), 377–386. https://doi.org/10.20473/jbe.V3I32015.377-386
Pertiwi, R. N., Wuryanto, M. A., & Sutiningsih, D. (2012). Hubungan Antara Karakteristik Individu, Praktik Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Tuberculosis di Kecamatan Semarang Utara Tahun 2011. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1(1), 435–445.
Purwaningsih, Nasronudin, Qur’ainiati, N., & Ferry, E. (2014). Penurunan Perilaku Berisiko Tertular HIV pada Kuli Bangunan dengan Pendekatan Behavior Change Communication (BCC). Jurnal Ners, 9(2), 217–225.
Ridwan, H., Rosita, Y., & Sahfitri, A. (2012). Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Tuberkulosis di RSK Paru Palembang Periode Januari-Desember 2010. Syifa’ Medika, 2(2), 98–107.
Rokhmah, D. (2014). Implikasi Mobilitas Penduduk dan Gaya Hidup Seksual terhadap Penularan HIV/AIDS. KESMAS - Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9(2), 183–190. https://doi.org/10.15294/kemas.v9i2.2847
Sianturi, R. (2014). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kekambuhan TB Paru (Studi Kasus di BKPM Semarang Tahun 2013). Unnes Journal of Public Health., 3(1), 1–10. https://doi.org/10.15294/ujph.v3i1.3157
Susanti, K. N., & Azam, M. (2016). Hubungan Status Vaksinasi BCG, Riwayat Kontak dan Personal Hygiene dengan Kusta di Kota Pekalongan. Unnes Journal of Public Health, 5(2), 130–139. https://doi.org/10.15294/ujph.v5i2.10121
Tirtana, B. T. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pengobatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dengan Resistensi Obar Tuberkulosis di Wilayah Jawa Tengah. Skripsi, 1–19.
Versitaria, H. U., & Kusnoputranto, H. (2011). Tuberkulosis Paru di Palembang, Sumatera Selatan. Kesmas: National Public Health Journal, 5(5), 234–240. https://doi.org/10.21109/kesmas.v5i5.132

Downloads

Published

2021-06-29

How to Cite

Kujariningrum, O. B. ., Cahyanti, A. N. ., Nisa , R. ., Agushybana, F. ., Winarni, S. ., & Purnami, C. T. . (2021). Dampak Revolusi Mobilisasi Penduduk terhadap Persebaran Penyakit Menular di Indonesia. KESMAS UWIGAMA: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(1), 189–197. https://doi.org/10.24903/kujkm.v7i1.1188

Issue

Section

Articles