Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu Balita di Kelurahan Jawa Kota Samarinda tentang Tumbuh Kembang dan Kegawatdaruratan Anak melalui Pendidikan Kesehatan

Authors

  • Made Ermayani STIKES Dirgahayu Samarinda
  • Aprilia Nuryanti STIKES Dirgahayu Samarinda
  • Agnesia Winda Kurniati STIKES Dirgahayu Samarinda

DOI:

https://doi.org/10.24903/jam.v3i2.501

Keywords:

pengetahuan kader, tumbuh kembang, kegawatdaruratan anak

Abstract

Data kependudukan kota Samarinda tahun 2015 menunjukkan bahwa kelompok balita menduduki kelompok umur tertinggi kedua setelah usia 25-29 tahun. Jumlah 84.756 jiwa kelompok balita memerlukan perhatian khusus pada masalah pertumbuhan perkembangan dan kesehatannya. Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering) secara dini. Masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan balita di berbagai tempat seperti Posyandu, Polindes, Puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan yang lain. Jumlah Posyandu sebanyak 75 buah di Kecamatan Samarinda Ulu. Puskesmas memiliki kader-kader kesehatan anak di masing-masing Posyandu yang seharusnya memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan dalam deteksi dini tumbuh kembang anak, tidak hanya secara administratif melakukan pekerjaan dalam kegiatan Posyandu. Penyuluhan tentang pemantauan tumbuh kembang dan kesehatan anak perlu dilakukan kepada kader agar mereka memiliki pengetahuan yang cukup banyak untuk disampaikan kepada orang tua saat membawa anak ke Posyandu karena tidak jarang orang tua balita dan kader menghadapi masalah kesehatan anak misalnya penyakit pada anak dan kondisi kegawatdaruratan pada anak. Masalah yang sering dihadapi sehari-hari seperti anak demam, kejang, diare, mimisan, luka, perdarahan, dan lain-lain. Kader posyandu balita sudah mendapatkan sosialisasi dan pelatihan mengenai pelaksanaan pelayanan posyandu 5 meja, pelatihan tentang pemantauan tumbuh kembang dan pijat bayi. Namun dalam pelaksanaannya mengalami beberapa kendala dan tidak semua kader mengikuti. Berdasarkan hasil focus group discussion sebelumnya parakader menyatakan membutuhkan penyuluhan tentang tumbuh kembang balita, kesehatan anak dan kegawatdaruratan anak. Metode pelaksanaan kegiatan adalah penyuluhan secara klasikal denga pre- dan post-test tentang tumbuh kembang dan pertolongan kegawatdaruratan anak. Saat penyuluhan berlangsung juga dilakukan diskusi dan tanya jawab terkait materi. Pelaksanaan kegiatan secara berseri pada tanggal 14 September dan 12 Oktober 2018 yang dihadiri 17 orang kader. Perbandingan nilai pre dan post tes pengetahuan kader tentang tumbuh kembang anak mengalami peningkatan mean dari 63 (nilai min 50, maks 80) meningkat menjadi mean 75 (nilai min 60, maks 90). Nilai pre- dan post-tes pengetahuan kader tentang kegawatdaruratan anak meningkat signifikan dari mean 66 (nilai min 50, maks 80) menjadi mean 83,6 (nilai min 60, maks 100). Kader rutin mendapatkan sosialisasi dan penyuluhan program dari Puskesmas rata-rata tentang topik tumbuh kembang anak, vaksinasi dan program nasional lain. Kegawatdaruratan pada anak adalah materi baru bagi kader. Rata-rata pengetahuan kader setelah dilakukan penyuluhan adalah dalam kategori baik pada topik tersebut. Upaya peningkatan pengetahuan bagi kader sangat diperlukan dengan berbagai metode. Pelatihan lanjutan perlu dilakukan agar kader memiliki keterampilan teknis terkait pemeriksaan tumbuh kembang anak dan pertolongan kegawatdaruratan pada masalah kesehatan anak.

 

 

References

Badan Pusat Statistik. (2015). Data Kependudukan . Samarinda: BPS Kota Samarinda.

Badan Pusat Statistik. (2015). Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan di Kota Samarinda. Samarinda: BPS Kota Samarinda.

Fazriyati, W. (2013). Menyikapi Keterlambatan Tumbuh Kembang Balita. Diakses dari https://lifestyle.kompas.com/read/2013/09/30/0942049/Deteksi.Dini.Gangguan.Sensorik.Motorik.Anak.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Buku Pegangan Kader Posyandu. Jakarta: Depkes Republik Indonesia.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Rebuplik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Nurhidayati. (2011). Metode Pembelajaran Interaktif. Diakses dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/nurhidayati-spd-m-hum/ppm-metode-pembelajaran-fix.pdf.

Sri Anitah W. (2007). Modul Strategi Pembelajaran. Diakses dari http://repository.ut.ac.id/4269/1/PEBI4301-M1.pdf.

________. (2019). Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. Diakses dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/metode.

Downloads

Additional Files

Published

2019-07-19

How to Cite

Ermayani, M., Nuryanti, A., & Kurniati, A. W. (2019). Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu Balita di Kelurahan Jawa Kota Samarinda tentang Tumbuh Kembang dan Kegawatdaruratan Anak melalui Pendidikan Kesehatan. Jurnal Abdimas Mahakam, 3(2), 115–120. https://doi.org/10.24903/jam.v3i2.501

Issue

Section

Articles